PENERAPAN HSE PADA INDUSTRI BESI BAJA

>> Selasa, 17 Maret 2009

by : Indri MOHSE

A. INDUSTRI BAJA adalah merupakan salah satu Industri Strategis yang dimiliki oleh suatu negara, karena melalui Industri Baja dapat dipenuhi kebutuhan-kebutuhan penting dalam pembangunan, baik sarana fisik maupun kebutuhan pembangunan (Industri perdagangan, transportasi dll) dan dalam bidang kemiliteran.


Pada umumya proses-proses dalam Industri Baja adalah sebagai berikut :

1. Iron Making (Proses bahan baku proses hulu)
2. Steel Making (Proses pembuatan baja untuk long product dan plat product)
3. Steel Rolling (Proses pembuatan baja proses hilir untuk pemenuhan kebutuhan pasar)

Salah satu industri baja yang terbesar di Indonesia adalah PT. Krakatau Steel, merupakan Industri Baja terpadu yang cukup besar dan telah melakukan proses pembuatan baja dengan menggunakan tekhnologi yang cukup canggih.

Dilihat dari kebutuhan baja setiap Negara dapt ditentukan oleh kebutuhan baja perkapita dari penduduk suatu Negara, sehingga sangat ditentukan oleh tingkat kemajuan suatu Negara.


B. SYSTEM PENGOLAHAN K3LH DALAM STEEL INDUSTRI

Secara umum aktifitas K3LH pada Industri Baja harus dilihat dari aktivitas identifikasi pada step-step proses dalam setiap pabrik. Mulai dari proses Iron Making, Steel Making maupun Steel Rolling, sebagai berikut :

1. Proses Identifikasi K3LH :

Proses ini merupakan proses untuk pengenalan melalui identifikasi semua jenis dan sifat-sifat faktor bahaya yang mungkin timbul dari setiap jenis kegiatan pabrik tersebut.

Adapun aktifitas yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan design pabrik.
b. Inspeksi lapangan secara fisik.
c. Studi lapangan pada saat operasi.
d. Aktifitas yang berhubungan dengan raw material maupun material pembantu dilakukan dengan mengacu pada MSDS

Pada langkah identifikasi akan ditemukan banyak masalah K3LH yang perlu ditanggulangi dengan cara menentukan ” Aspect yang significance secara berurutan untuk menentukan skala prioritas penanggulangan”.

2. Proses Analysis Masalah K3LH

Proses ini merupakan lanjutan dari aktivitas identifikasi dengan cara sebagai berikut :
a. Bisa dilakukan pengujian laboratorium
b. Pengamatan dan pengukuran di lapangan

Dari kedua aktivitas identifikasi dan analysa masalah tersebut akan dapat dibuat maping (peta), sehingga dapat dilakukan pemetaan tingkat kerawanan dalam bidang K3LH pada pabrik tersebut yang terdiri dari :
1. Peta Lokasi Rawan
 Rawan Kebakaran
 Rawan Kecelakaan
 Rawan Penyakit akibat kerja
 Rawan Pencemaran Lingkungan
2. Peta Jenis Faktor Bahaya
3. Peta Derajat Bahaya


3. Proses Pengendalian Bahaya K3LH

Dari aktivitas 1 dan 2 di atas akan dilakukan pengendalian atau koreksi faktor bahaya dan ditentukan cara penanggulangannya sebagai berikut :

a. Dari segi pengendalian secara Administrative melalui :
1. Peraturan K3LH dari Pemerintah.
2. Peraturan K3LH Internal Pabrik.
3. Melalui Peraturan Kontrol Operasi.
Misalnya : SOP, Sertifikasi alat, Sertifikasi keahlian
4. Melalui Kebijakan-kebijakan Internal yang tentunya tidak bertentangan dengan aturan Pemerintah

4. Proses Monitoring Bahaya K3LH

Pada proses ini akan dilakukan aktivitas pengawasan berkala dan berkelanjutan yang terdiri dari :
a. Inspeksi Lapangan (penamatan dan pengukuran)
b. Studi Pencatatan dan Lapangan
c. Pengujian Kesetaraan Berkala
d. Pemantauan dan Pengendalian Lingkungan
e. Training Karyawan.

C. PROSES PENANGANAN K3LH DI TEMPAT KERJA

I. Perangkat-perangkat aktivitas yang dibutuhkan sebagai berikut :

a. Adanya Kebijakan B.O.D.
b. Adanya Tinjauan awal masalah HSE / K3LH
c. Mengembangkan System Organisasi dalam hal :
1. Adanya Police HSE / K3LH
2. Adanya Program HSE / K3LH
3. Strategi Plan HSE / K3LH

II. Dalam Operasional Industri Baja dimana mulai dari penanganan Raw Material sampai pada step-step operasi. Iron Making, Steel Making, Steel Rolling, masalah HSE sangat memerlukan perhatian serius, karena potensi bahaya.

Tempat tinggi terutama dalam hal :
a. Bahaya Kecelakaan
b. Bahaya Kebakaran
c. Bahaya Penyakit akibat Kerja
d. Bahaya Pencemaran Lingkungan

III. a. Operasional Industri Baja adalah proses panas, terutama pada proses pembuatan baja dengan temperature ± 1650 oC. Dan pada proses pengerolan baja dilakukan reheating dengan temperature ± 1100 oC sangat berpotensi tinggi untuk menimbulkan masalah HSE.
b. Aktivitas alat angkat dan angkut dengan beban berat, baik berupa baja cair maupun beban material padat sangat berpotensi menimbulkan masalah HSE sehingga memerlukan perhatian dalam hal :

1. Skill dalam bidang operasional bagi manusianya maupun keselamatan beban.
2. Jaminan keamanan dan safety dari peralatan yang memerlukan pemeriksaan rutin, baik pemeriksaan internal maupun certifikasi oleh badan-badan yang berwenang dari pemerintah.

c. Penggunaan material pembantu, misalnya alat-alat kimia yang bermacam-macam dengan karakterstik bahaya tinggi dengan volume yang cukup besar sehingga perlu ditunjang dengan pengetahuan MSDS oleh para pekerja.
d. Ditinjau dari segi kesehatan kerja, potensi penyakit akibat kerja cukup tinggi terutama dalam hal :

1. Tekanan panas
2. Pngaruh Debu dalam ruang kerja
3. Beban Kerja
4. Penggunaan Bahan Radioaktif
5. Pengaruh Gas-gas Proses
6. Kebisingan


e. Ditinjau dari pencemaran lingkungan, berpotensi cukup tinggi dan perlu dilengkapi peralatan pencegah pencemaran lingkungan, misalnya :

1. Polusi Air (WTP dan WWTP)
2. Polusi Debu / Gas (Bag Filter, Scrubber, Electric, Precipitator, dll)
3. Kebisingan (Silincer, Pengaturan jarak kerja karyawan terhadap sumber kebisingan)
4. Potensi Limbah Padat dengan karakteristik bermacam-macam


D. PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGIS UNTUK PELAKSANAAN HSE PADA INDUSTRI BAJA

Adapun rencana strategis yang diperlukan dalam pelaksanaan HSE pada Industri Baja, sangat memegang peranan penting, sehingga penanggulangan masalah HSE dapat dilakukan dengan terarah, misalnya :

1. Perlu disepakati tujuan utama dan tujuan khusus masalah HSE
2. Perlu adanya strategi untuk mencapai tujuan utama dan tujuan khusus
3. Target yang jelas
4. Perlu ditentukan aktivitas untuk mencapai target
5. Pembagan tugas dan dan tanggungjawab yang jelas antar departement dalam perusahaan tersebut.
6. Adanya aktivitas evaluasi dari operasional rencana strategis tersebut.


E. KESIMPULAN

Dalam menerapkan masalah HSE pada Industri Baja diperlukan aktivitas sebagai berikut :

1. Perlu adanya kebijakan dalam bidang HSE
2. Perlu melakukan identifikasi bahaya dan analysa bahaya.
3. Perlu penerapan SOP secara disiplin.
4. Certifikasi keahlian karyawan dalam masing bidang keahlian dan sertifikasi peralatan-peralatan berbahaya.
5. Perlu penerapan system izin kerja.
6. Danger Taq dan Out Off Servicenya.
7. Pemeriksaan berkala
8. Pemeriksaan kondisi kerja di Pabrik.
9. Pengetahuan MSDS
10. Peningkatan kesadaran karyawan akan keselamatan dirinya, teman sekerja dan peralatan pabrik.

MOHSE archives

0 comments:

1. 4.

About This Blog

Keyword Suggestion Tool

Enter Keyword

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP